Nyeker....,
klo dalam pemahaman basa jawa itu identik prilaku ayam. yang senang menggarukkan cakar kuku-nya di permukaan tanah. Tabiat mengais demi mencari makan. Garuk tanah sana-sini.. sambil mencari peluang sesuap pakan. Dalam bentuk apapun. Mau cacing... aneka jenis biji-bijian hingga sekedar ampas makanan sisa manusia. Pokoknya secara insting alamiah-nya dia bergerak sesuai fitrah demi menunjang sirkulasi hidupnya.
Ya.. gak beda dengan manusia. Ber-aktivitas keseharian selain bekerja juga memenuhi kebutuhan hidup. Pakan.... ya mangan kui. Demi subsidi energi untuk tujuan menunjang kegiatan rutinitas sehari-hari. Tapi tentu konotasi yang beda secara harkat kemanusiaan.
Nyeker sehari-hari... seperti kegiatan yang kami lakukan. Antar barang...belanja keperluan untuk memenuhi orderan pihak pemesan yang rata-rata ngurusi soal katering. Lagi-lagi..., gak lepas dari soal sirkulasi rantai makanan.
Sementara nyeket itu merujuk pada kegiatan pengisi. Live sketching...urban.. hingga konotasi sketch-walker. Apapun istilahnya. Pastinya skething sedikit menjadi pelipur lara... dan aktivitas penghibur dibeberapa kurun step of live yang saya alami. Gak banyak... seperti pada kesempatan terakhir. Baru nyanggong depan toko penjual bahan kue dan makanan. Baru saja menyiapkan alat... coretan lugas dan cepat...eh, barang belanjaan sudah naik di bak belakang pick-up. Memang gak banyak varian daftar belanjanya. Sementaraobyek mobil truk Campina keburu beranjak sebelum tuntas coretan.
Sejati-nya fast sketching memang gitu. dari obyek yang terpampang depan mata...seberapa cepat kita mampu merekam esensi dari energi visual yang bisa disajikan melalui gambar. Mengurangi obyek yang gak perlu. Tapi bisa mewakili suasana tempat. Sudut dan eksekusi momentum yang berarti.
Terakhir, kami-pun kudu berangkat Praya. ibu kota Kabupaten di Lombok Tengah. Menuntaskan purna tugas hari itu. Lebih tepatnya merangkap tugas Supplier. Klien tetap langganan kami disana adalah ACS (Aerofood Catering System). Mereka adalah divisi pengelola dan penyuplai makanan siap saji bagi penumpang pesawat Garuda Indonesia. Pusat kantornya berada tepat di jantung kota Praya.. Sementara BIL (Bandara Internasional Lombok) berjarak kurang-lebih 7/8 Km dari sana.
Sudah lepas Duhur....,
waktu-nya konsumsi makan siang. Seperti biasa pilihan paling simpel segera merapat ke salah satu warung Mie Ayam. Ujung-ujungnya ayam lagi...ayam lagi. Agak sama esensi kondisi dengan judul termaktub. Sayangnya di tempat ini adalah warung opsi ke-2. Biasanya kami lebih cepat mangkal di warung mas Trisno. Lokasinya persis sebelah barat ujung lahan ACS. Menu utama bakso...juga Mie Ayam. Namun kadang disertai bubuh menu tambahan berupa Ceker Ayam.
Nyeker yuk!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar